Ruam popok merupakan masalah yang kerap ditemui para orangtua pada bayinya. Namun apakah efek negatif disposable diaper/popok sekali pakai (pospak) hanya sampai di situ?
Ruam popok hanyalah problem yang terlihat, pada kenyataannya, fakta-fakta di balik pospak lebih mencengangkan lagi.
Catatan 1 : Beban Bagi Bumi 500 tahun ke Depan

Info dari realdiaperassociation, bahwa SEBUAH pospak membutuhkan waktu 200-500 TAHUN untuk bisa terurai. Bila seorang bayi memakai pospak, artinya ketika dia, anaknya, cucunya,cicitnya.. dst mati dan jasadnya telah terurai, 1 biji pospak yang pernah dia pakai pun belum hancur oleh tanah.
Sejak membaca artikel tersebut, bagi saya membuang 1 buah pospak berarti menambah beban bumi untuk 500 tahun ke depan. Memang ada usaha untuk mendaur ulang.. tapi tetap saja upaya daur ulang itu memakan energi yang besar juga. Pospak adalah limbah besar, yang butuh energi besar pula untuk mengolahnya. Sebuha lingkaran setan.
Hitungan kasarnya, jika seorang bayi memakai pospak dalam 2 tahun usianya. Dan dalam sehari dia memakai 3 pcs saja. Berarti..
3 pcs x 365 hari x 2 tahun = 2190 pospak untuk diurai dalam 200-500 tahun ke depan.
Padahal itu hanya hitungan untuk 1 bayi dalam keluarga. Belum bayi-bayi lain, belum keturunnannya lagi, belum jika dihitung dalam 1 kota saja. Arrggg… see? Jangan heran kalau lingkungan semakin tak ramah pada kita :(
Limbah seperti apa yang harus dihadapi oleh keturunan kita nanti?
Catatan 2 : Efek Jangka Panjang Bagi Kesehatan

Kenapa zaman dulu nenek kita tidak kenal dengan kanker? Kenapa fertilitas manusia semakin menurun? Sejak generasi kapan kita kenal pospak?
Pernah lihat ingredients pospak? Kertas, pulp, kapas, gel… siapa yang menjamin bahan-bahan itu sekadar kertas, kapas dan gel biasa? Kebanyakan melewati proses bleaching dulu. Dan hasil dari proses terebut salah satunya adalah dioksin, zat beracun.
Dioksin adalah zat karsinogenik (pemicu kanker) yang diakui oleh EPA, dan di”tendang” di banyak negara (sumber dari arsip Greenpeace)
Pospak juga mengandung Tributyl-tin (TBT), polutan beracun yang menyebabkan gangguan hormon pada manusia dan hewan (sumber juga dari arsip greenpeace).
Gel penyerap dalam pospak sendiri terbuat dari sodium polyacrylate, tipe zat yang bersifat “super absorbent”, yang mampu menyerap 400-800 berat jenis air (cmiiw). Siaftnya berubah bentuk menjadi gel ketika bertemu dengan cairan. Materi ini memang tidak berbahaya… tapi.. belakangan penelitian menyebutkan bahwa zat ini meningkatkar resiko “toxic shock syndrome” (sumber dari sini).
Dan kejutan teakhir, di tahun 2000 beberapa peneliti dari Universitas Kiel, Jerman melakukan sebuah riset mengenai Archives of Desease in Childhood yang dimuat dalam British Medical Journal. Penelitian itu menyebutkan bahwa temperatur skortum bayi laki-laki yang memakai pospak mengalami kenaikan beberapa derajat dibanding bayi laki-laki yang tidak memakai pospak. Faktanya, pada laki-laki, suhu skortum harus lebih rendah dari suhu badan untuk menjaga kualitas dan jumlah sperma. Inilah yang menyebabkan fertilitas cenderung menurun.
Statistiknya, jumlah sperma pria Eropa kelahiran 1975 menurun sebanyak 25%. 1975 adalah tahun dimana pospak mulai populer dan digunakan.